Penjualan ritel Inggris mengalami penurunan terbesar sejak awal tahun 2021 karena konsumen memajukan penjualan Natal ke bulan November, dan tingginya biaya hidup serta kenaikan suku bunga mengurangi pengeluaran rumah tangga. Penjualan ritel turun 3,2 persen bulan ke bulan pada bulan Desember, membalikkan kenaikan 1,4 persen pada bulan November, angka dari Kantor Statistik Nasional mengungkapkan pada hari Jumat. Angka tersebut lebih besar dari perkiraan penurunan sebesar 0,5 persen dan juga menandai penurunan terbesar sejak Januari 2021 ketika pembatasan virus corona berdampak pada penjualan. Di luar bahan bakar mobil, volume penjualan ritel turun 3,3 persen, berbeda dengan ekspansi 1,5 persen pada bulan lalu. Penjualan diperkirakan turun secara moderat sebesar 0,6 persen. Data menunjukkan bahwa peningkatan penjualan ritel Black Friday terbukti berumur pendek, ujar ekonom Capital Economics Alex Kerr. Ekonom tersebut mengatakan penurunan suku bunga sejak bulan Juni dan peningkatan lebih lanjut terhadap pendapatan riil rumah tangga dari penurunan inflasi akan mendukung pemulihan belanja konsumen riil pada paruh kedua tahun ini. Dengan pulihnya kepercayaan konsumen, positifnya pertumbuhan upah riil dan tekanan hipotek yang berkurang karena turunnya harga pasar, penurunan penjualan ritel pada bulan Desember kemungkinan akan berbalik pada kuartal pertama, ujar ekonom ING James Smith. Volume penjualan toko non-pangan turun 3,9 persen setelah kenaikan 2,7 persen pada bulan November, ketika penjualan Black Friday sebelumnya dan diskon yang lebih luas meningkatkan penjualan, jelas ONS. Pada saat yang sama, volume penjualan toko makanan menurun 3,1 persen, berbeda dengan kenaikan 1,1 persen pada bulan November. Demikian pula, volume penjualan bahan bakar otomotif menurun 1,9 persen setelah naik 0,8 persen. Pada skala tahunan, penjualan ritel secara keseluruhan tak terduga turun 2,4 persen setelah naik 0,2 persen. Para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 1,1 persen. Demikian pula, penjualan di luar bahan bakar mobil turun 2,1 persen menyusul kenaikan 0,5 persen. Penjualan diperkirakan naik 1,3 persen. Volume penjualan turun 2,8 persen pada tahun 2023 ke level terendah sejak 2018, ujar ONS. |
Published: 2024-01-19 12:47:00 UTC+00